Kotbah Paskah I, Minggu 9 April 2023
Nas: Kolose 3:1-4

Selamat Paskah! Sahabat yang baik hati. Hari ini saya menyapa kita semua, SALAM PASKAH! Kristus telah bangkit, haleluya!

Kotbah pada Paskah I ini memberikan semangat baru dalam hidup orang percaya. Pada masa passion hingga kematian Yesus membuat para murid kehilangan semangat; Guru dan Tuhan mereka mati di kayu salib dan dikuburkan. Hati mereka mencekam dan bergejolak, seolah tak berterima atas kejadian itu semua; Yudas sampai bunuh diri karena menyesal mengianatia Yesus, Petrus mengutuki dirinya karena merasa bersalah menyangkal Yesus, murid-murid yang lain tidak menampakkan diri, mungkin mereka bersembunyi dari incaran Romawi dan Mahkamah Agama.

Pada hari ketiga setelah kematian Yesus
para perempuan yang pergi ke kubur Yesus di subuh hari membawa berita kepada para murid bahwa kubur Yesus telah kosong dan Kristus telah bangkit. Sebagaimana pesan malaikat: Lukas 24:5b-6 “Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati? Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit. Ingatlah apa yang dikatakan-Nya kepada kamu, ketika Ia masih di Galilea.”

Mereka menjadi saksi pertama atas kubur yang kosong. Kemudian mereka memberitahukan kebangkitan kepada Petrus dan murid lain. Petrus berlari ke kubur dan kubur Yesus telah kosong. Peristiwa kubur kosong membuat murid-murid memiliki semangat untuk mengingat kembali pesan Yesus dan mereka siap membawa pesan Kristus telah bangkit. Semuanya bersemangat untuk membawa berita bangkitan Yesus. Inilah yang kita sebut dengan “spirit kebangkitan”, bersemangat, meninggalan kekelaman yang gelap menjadi cerah, keputusasaan berubah menjadi harapan.

Spirit kebangkitan adalah semangat baru para murid yang menerima berita kebangkitan Kristus. Jika kita membaca berita Injil murid-murid berlari memberitakan bahwa kubur telah kosong, Kristus telah bangkit. Bukan hanya itu Yesus menampakkan diri kepada murid-murid, orang banyak bahwa Dia sungguh bangkit sebagaimana dikatakanNya. Kebangkitan Kristus sungguh-sungguh membuktikan kebenaran bahwa apa yang dikatakan oleh Yesus benar adanya.

Apakah makna kebangkitan itu? Paulus dalam kotbah minggu ini memberikan suatu pencerahan bahwa kebangkitan Kristus merupakan kebangkitan kita juga. Kristus buah sulung dari kebangkitan, maka sama seperti Kristus kita akan dibangkitkan pula. Kematian bukanlah akhir dari segala-galanya bagi manusia, sekalipun kita harus mati karena tubuh jasmani namun tubuh jasmani ini akan dibangkitkan dalam tubuh rohani mewarisi kehidupan kekal. Kematian Kristus telah menyeberangkan kita kepada kehidupan kekal.

1. Bangkit bersama Kristus
Kebangkitan Kristus menjadi garansi (jaminan) bagi kita memperoleh kehidupan kekal. Seperti Kristus mengalahkan maut, demikianlah semangat hidup kita hang menenggelamkan kita kepada kelesuan dan putus asa. Bersama Kristus kita bangkit.
Roma 6:8-10 (TB) Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia.
Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia.
Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah.

Kebangkitannya menjadi kebangkitan oramg percaya untuk memberitakan Injil Kristus. Berangkat dan bergerak untuk membawa berita sukacita.

Maka spirit kebangkitan adalah pencerahan budi. Pencerahan dimaksud adalah menjadi orang yang memikirkan perkara diatas. Apa itu perkara diatas, yaitu Yesus Kristus yang bangkit, naik ke sorga duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Memikirkan perkara diatas adalah memikirkan kehendak Allah dan mewujudkannya dalam kehidupan kini. Sebagaimana doa yang diajarkan Tuhan Yesus: jadilah kehendakMu di bumi seperti di Sorga. Kehendak Allah yang di sorga diturunkan dalam aktifitas kita, kehendak Allah yang sorgawi membumi dalam perkataan, perbuatan dan tindakan orang-orang percaya. Inilah misi baru dalam Spirit kebangkitan Kristus bahwa orang percaya membumikan Kehendak Allah, yaitu: kebenaran, damai sejahtera dan sukacita dalam Roh (Rom 14:17).

2. Pikirkan Perkara Di Atas
Dalam hidup ini banyak perkara yang kita hadapi, seperti pengalaman murid. Sebelum kebangkita mereka memikirkan bagaimana sikap pemerintah Romawi kepada mereka, bagaiama sikap Mahkamah Agama Yahudi terhadap mereka, bagaimana melanjutkan missi ini, apakah komunitas murid dan orang-orang yang telah mengikut Yesus akan berhenti dan bubar begitu saja?
Kebangkitan Kristus melanjutkan missi Kristus – ongoing ministry. Apa yang disampaikan oleh Yesus kepada para murid pada masa hidupNya, tentang kerajaan Allah, tentang Roti Hiduo, Air Hidup dan pesan-pesan sorgawi harus menjadi bagian dari kehidupan mereka.

Jadi dalam kotbah ini, memikirkan hal sorgawi adalah mewujudnyatakan Kerajaan Allah di dunia ini melalui aktifitas para murid – orang percaya.

Memikirkan perkara diatas bukanlah seperti paham pietisme yang mebenci dunia dan meninggalkan dunia. Pietisme seolah kepala di sorga namun kaki dan tangannya di bumi. Pietisme cenderung menjauhi dunia dan hendak meninggalkan dunia. Paulus dalam kotbah minggu ini menganjak untuk memikirkan perkara diatas bertujuan membumikan kehendak Allah dalam aktifitas kita sehari-hari yang penuh kebenaran, damai sejahtera dan suka cita.

3. Memakai Manusia Baru
Menerima kebangkitan Kristus berarti bersedia memasuki kehidupan yang baru, yaitu manusia ciptaan baru. Manusia lama, yang mewarisi dosa dari adam pertama telah mati terkubur bersama kematian Kristus dan kita bangkit menjadi ciptaan baru di dalam kebangkitan Yesus Kristus.

Manusia baru di dalam Yesus Kristus memiliki kehidupan yang baru. Segala sesuatu tindakn dan perbuatan yang mendatangkan murka Allah harus dimatikan.
Ada dua istilah yang digunakan oleh Paulus dalam Kolose 3 ini, bagaimana sikap orang percaya terhadap manusia lama

a. Matikanlah
Paulus menegaskan segala tindakan dan perbuatan manusia yang mendatangkan murkah Allah harua dimatikan. Hal-hal apa saja yang harus dimatikan itu, disebutkan dalam ayat berikut Kolose 3:5-6 (TB) Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,
semuanya itu mendatangkan murka Allah [atas orang-orang durhaka].

a. Buanglah
Paulus menegaskan segala sesuatu yang membuat manusia bisa tergoda dan jatuh dalam dosa harua dibuang jauh-jauh.
Kolose 3:8 (TB) Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.

Sahabat yang baik hati, selamat Paskah bagi kita semua kiranya kebangkitan Kristus memverikan semangat baru bagi kita dalam melaksanakan aktifitas kita masing-masing.

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

By redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *