FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP
KEKUATAN, INSPIRASI DAN MOTIVASI
Kamis, 13 April 2023

 

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.

Amsal 25:28 (TB) Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya.

Proverbs 25:28 (KJV) He whose spirit is without restraint is a city that is broken down and without walls.

Sahabatku yang baik, “hidup adalah cobaan dan pastikan kita mampu melewati semua tantangannya.” Akal, pikiran, dan hati adalah perangkat manusia yang paling hebat telah diberikan kepada kita oleh Dia pemilik segalanya, maka sesungguhnya orang-orang yang mampu mengendalikan semua itu dia adalah seseorang yang mampu manage sifat-sifatnya, dan dia juga adalah orang yang dapat menata perilakunya. Itu hanya gambaran kecil akan (self control) atau yang disebut pengendalian diri. Untuk apapun yang akan kita hadapi hari ini dan nanti tetap berserah kepada Tuhan, percaya pada-Nya dan yakinnkan diri bahwa kita siap diberi tanggung jawab. Nats hari ini tertulis pada kitab Amsal yang mana kita tahu bahwa kitab Amsal sering disebut kitab Puisi dan kitab Hikmat. Tujuan kitab Amsal dinyatakan dalam (Ams.1:2-6) memberikan hikmat dan tuntunan agar pembaca dapat hidup sesuai dengan kehendak Ilahi, sehingga kehidupan keluarga dan masyarakat dapat berjalan stabil.

Kitab Amsal ditujukan kepada orang muda yang “kurang pengalaman” ataupun orang yang lebih tua, sehingga mereka dapat memperoleh kecerdasan secara moral dan “mental” yang menuntun kehidupan mereka untuk dapat mengendalikan diri dengan baik. Adapun motto pada kitab ini adalah “Takut akan Tuhan merupakan awal hikmat atau pengetahuan” (Amsal 1:7; 9:10), yang menunjukkan bahwa nasihat-nasihat dalam kitab ini bukanlah nasihat sekuler, tetapi didasarkan atas perspektif Ilahi. Semua rumusan dan nasihat hidup telah di suguhkan didalamnya, termasuk hal yang “agaknya” sulit dilakukan yakni pengendalian diri. Ada istilah orang batak yang mengatakan, “Natuatua pengalapan ni poda, sundut na umposo pangalapan ni gogo”. Namun perkembangan zaman yang terjadi “sepertinya” perumpamaan tersebut mulai terbalik karena dinilai kebanyakan orang-orang muda yang lebih sabar dan dapat mengendalikan diri ketimbang orangtua. Maaf, Kira-kira begini, “Sundut naposo pangalapan ni poda, angka natutua holan na marbada”. (Lebih lengkap hal tersebut ditekankan pada Agenda HKBP bagian Patik – B. Batak). Dari hal tersebut, kita diajak belajar bersama-sama, yang tua dan yang muda untuk mampu menahan emosional diri yang sangat sulit di kendalikan. Pastikan pijakan bahwa Tuhan yang arahkan, persiapkan diri dan hati dengan mental sekuat baja, selembut air menerima makian, hujatan bahkan hinaan serta fitnah yang selalu kita rasakan agar kita tetap kokoh dan bukan mudah roboh seperti kota yang roboh temboknya. (Ams. 25:28).

Sahabat, Mari belajar dari perumpamaan di bawah ini; “Seorang anak kecil di beri tanggung jawab untuk tetap percaya diri membawa kelereng pada sendok yang di gigit oleh mulutnya. Yang menarik dari lomba kelereng tersebut ialah, anak kecil itu tidak boleh memengang sendok serta kelereng yang ada di dalamnya dengan kedua tangannya, apakah itu mudah dilakukan? Tentu tidak! Yang dibutuhkan adalah ketenangan, kesabaran, pengendalian diri, langkah kaki yang diperhitungkan secara perlahan hingga mencapai garis finish untuk memenangkan pertandingan. Ketika ia mampu mengendalikan diri bahkan sikap, langkah, emosional dan lain sebagainya, ia pasti mampu mencapai tantangan tersebut. Lalu, ketika ia berhasil dan menang ia layak mendapatkan hadiah dari pihak panitia sebagai penyelengara kegiatan dan apabila kelereng itu jatuh maka si anak dinyatakan gagal atau kalah.

Begitu juga dalam hidup, terkadang ketila kita di beri tanggung jawab yang kecil bahkan tanggung jawab yang besar untuk memenangkan “permasalahan hidup” di tempat kita bekerja, lingkungan sekitar, pelayanan, orang yang suka marah-marah, kena musibah dan lain sebagainya. Kita di tuntut untuk tidak lari dari permasalahan melainkan menyelesaikannya dengan ketenangan, kesabaran, melangkah perlahan namun pasti dan tidak lupa juga mengendalikan diri agar kita sampai di garis finis kehidupan yang sesungguhnya dan mendapatkan hadiah dari Tuhan. Ingat, yang gagal serta menyerah tidak akan mendapatkan hadiah. Tuhan tidak pernah mengecewakan. Ia tau kemampuanmu, jangan menyerah, Lakukan dan lanjutkan. Amin.

Salam dari tim: JS.

By redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *