Kotbah Minggu Rogate, 14 Mei 2023
Nas: Filipi 4:1-7
Selamat Hari Minggu! Kotbah minggu ini merupakan nasihat yang sangat berharga bagaimana agar orang percaya tetap bersukacita dalam persekutuan jemaat dan memiliki kwalitas iman terbaik, yakni: sehati sepikir, bersuka cita, jangan khawatir, hidup penuh damai dan menghasilkan keutamaan bagi semua orang serta meneladani perbuatan rasul.
Hal luar biasanya adalah, Paulus sendiri berada dalam tahanan ketika menuliskan surat ini. Dalam keadaan demikian Paulus tidak meminta agar dirinya diperhatikan tetapi justru memperhatikan orang lain. Sungguh merupakan suatu kwalitas beriman yang sangat tinggi. Biasanya jika seseorang mengalami masalah akan menuntut untuk diperhatikan, namun Paulus yang terpenjara justru peduli, memperhatikan dan memikirkan bagaimana agar orang lain bersuka cita.
Sebaiknya ayat 1-9 merupakan suatu kesatuan dari nasihat Paulus yang harus dilakukan oleh jemaat. Berikut ini beberapa hal penting untuk kita sambut dari kotbah Minggu ini, yakni:
1. Sehati sepikir di dalam Tuhan
Pesan Paulus ini sangat penting, karena akan selalu saja ada tantangan dalam persekutuan, selisih pendapat, perbedaan bahkan mungkin percekcokan karena sifat lahiriah kita yang menonjolkan diri. Mungkin saja orang ingin diperhatikan sementara kurang memperhatikan orang lain. Mungkin saja orang hanya menuntut namun tak mau memberi. Disinilah kita membutuhkan kedewasaan iman. Dua nama diaken disebutkan Paulus dalam kotbah ini Euodia dan Sintikhe, mereka berdua sama-sama dinasehati agar sehati sepikir di dalam Tuhan.
Tidak jelas apa masalah di antara mereka namun ada sedikit masalah di antara mereka. Paulus menasihatkan di dalam pelayanan agar sehati sepikir, Tuhanlah yang diutama bukan diri kita. Bagi Paulus sikap berselisih adalah tanda ketidakdewasaan iman. Dalam persekutuan kita harus mampu mengelola konflik, menyelaraskan visi bersama dan mengharmoniskan semua orang melalui sehati sepikir (Filipi 2:2).
2. Bersukacitalah di dalam Tuhan
Ada saja suasana atau hal-hal yang membuat kita kurang bersukacita. Coba anda banyangkan seorang seharusnya bersuka cita untuk merayakan pesta pernikahan, namun karena secuil pesan WA, “kalungmu setipis daun sanggesangge” mengubah segalanya menjadi pahit, geram dan membuat keputusan yang mengubah segalanya.
Sahabatku, disinilah kita perlu dewasa dalam menghadapi segala sesuatu: masalah, geram, kecemasan dan segala kondisi yang kita alami mari kita kelola dengan baik agar suka cita kita tetap terpelihara. Duka, masalah dan pergumulan jangan membuat anda kehilangan sukacita. Kita harus percaya dalam hal pahit sekalipun Tuhan dapat mendatangkan hal manis dalam hidup kita.
3. Jangan Kuatir tetapi berdoalah! Kekuatiran tak akan menambah sukacita kita sedikitpun malah sebaliknya mengurangi sukacita kita. Tuhan Yesus berkata: Lukas 12:25 (TB) Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta pada jalan hidupnya?
Kuatiran ini semacam virus yang melekat dalam diri manusia. Banyak faktor yang membuat kita kuatir: kekuatiran yang tidak terkontrol bisa membuat ketakutan berlebihan hingga tak berbuat apa-apa. Kuatir bisa juga mendorong orang lupa diri, takut tak dapat apa-apa dalam hidup ini sehingga membuat seseorang ambisius, tamak dan lupa diri.
Kuatir ibarat dua fungsi yang destruktif (merusak) diri. Tidak ada manusia yang bebas dari kuatir ini, namun setiap manusia memiliki penguasaan diri dalam mengelola kekuatiran yaitu iman. Di dalam iman kita memiliki kepasrahan, Tuhan mengatur dan menentukan apa yang hendak terjadi dalam hidup kita. Orang beriman akan selalu menyampaikan apa yang dikuatirkannya di dalam doa.
4. Damai sejahtera Allah
Paulus berulang kali mengingatkan jemaat dalam surat-suratnya agar damai sejahtera Allah memerintah hati dan pikiran kita. Bacalah setiap pembukaan surat-surat Paulus, selalu awali dengan sapaan dan harapan Damai sejahtera menyertai kami. Yesus juga demikian; mengutus murid untuk menyampaikan damai sejahtera, menyalam para muridnya dengan meyampaikan salam.
Sebelum hamba Tuhan menyampaikan kotbah lebih dahulu menyampaikan Damai sejahtera Allah. Apa artinya ini? Orang percaya harus senantiasa berkenan menerima hidupnya diperdamaikan dengan Allah dan menjadi hamba Tuhan pembawa dan pencipta damai sejahtera.
5. Hasilkan keutamaan (tambahan dari ayat 8-9)
Untuk melengkapi apa yang dimaksud dengan keutamaan marilah kita baca ayat 8, kita diajak untuk memikirkan dan menghasilkan buah terbaik dari kehidupan kita.
Minggu ini mengundang kita untuk menghasilkan keutamaan, buah terbaik dalam hidup ini kita persembahkan kepada Tuhan.
Filipi 4:8 (TB) Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
a. Semua yang benar
b Semua yang mulia
c. Semua yang adil
d. Semua yang suci
e. Semua yang manis
f. Semua yang sedap didengarkan
g. Semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji.
Inilah daftar keutamaan yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang percaya.
Sahabat yang baik hati, mari jadikan kotbah minggu ini menjadi sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Apapun yang terjadi tetaplah bersukacita, apapun pergumulan kita suasana hati kita harus tetap penuh damai sejahtera dan bagaimana pun keadaan kita jangan kuatir dan hasilkanlah yang terbaik untuk Tuhan dan sesama. Tuhan memberkati!
Salam dari Pdt Nekson M Simanjuntak