Kotbah Minggu Exaudi, 21 Mei 2023
Nas: 2 Samuel 22: 1-7

Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, apa yang harus kita lakukan saat menghadapi pergumulan yang berat? Kotbah minggu ini merupakan pengajaran yang sangat berharga bagi kita, belajar dari pengalaman Daud bagaimana menghadapi kebencian dan pengejaran Saul atas dirinya.

Daud tidak membalas kejahatan Saul sekalipun ada peluang untuk membunuhNya. Daud memohon perlindungan dari Tuhan, bagi Daud hanya satu tempet perlindungan, yaitu Allah yang disebutNya sebagai gunung batu, tempat keselamatan.

Kisah Daud dan Saul merupakan salah satu sejarah yang banyak kita temukan dalam cerita Alkitab; baik dalam Mazmur, juga dalam catatan sejarah yang tertulis dalam Kitab 1-2 Samuel dan Kitab 1 Tawarik. Hal ini penting karena kedua tokoh ini merupakan raja pertama dalam Kerajaan Israel.

Kisahnya yang sangat menakjubkan dimana Daud selalu dilindungi Tuhan dari pengejaran Saul. Daud sebenarnya penolong bagi Saul, namun karena iri hati, yang tidak dapat mengelola emosi terhadap pujian masyarakat kepada Daud. Daud lebih disanjung oleh umat Israel apalagi setelah Daud mengalahkan Goliat sang raksasa itu.

Spontan para wanita Yerusalem menyorakkan nyanyian: 1 Samuel 18:7 (TB) dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: “Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa.”

Nyanyian ini sampai kepada Saul dan membuat dia kalah pamor dengan Daud. Saul dipenuhi dengan iri hati, iri hatinya mendatangkan kebencian dan kebencian membuat Saul ingin melenyapkan nyawa Daud. Padahal Daud didatangkan ke istana untuk menenangkan hati Saul. Berulang kali Saul hendak membunuh Daud pada saat sama Daud diselamatakan Tuhan dengan berbagai cara. Berulang kali Saul mengejar Daud, namun Tuhan tetap melindungi Daud dan terhindar dari pengejaran Saul. Roh Tuhan pun undur dari Saul, karena sikap dan pribadinya yang tidak baik.

Pengejaran Saul atas Daud terus mewarnai kehidupan Daud yang dilantik Samuel menjadi raja atas Israel. Namun dalam setiap pengejaran, sekalipun dalam keadaan terhimpit dan tersesak, seolah tak ada jalan keluar. Daud ibarat sudah berada dalam perangkap Saul, dihadang dari depan, dikejar dari belakang, dihimpit dari sisi kiri dan kanan.

Kemanakah di akan lari? Mazmur ini menginspirasi masih ada celah yang dapat menyelamatkannya yaitu keatas menghadap langit menyampaikan doa dan permohonan kepada Tuhan dalam segala kesesakan dan ketidak berdayaannya dan Tuhan pun menolong, mengangkatnya dari segala kesesakan yang dialaminya. Ini jugalah pengaharapan setiap orang percaya dalam setiap ketidak berdayaan kita menghadapi beban hidup dan pergumulan yang menghimpit kita: datanglah dan berserulah kepada Tuhan, Dia penolong dan penyelamat yang setia. Pertolongannya pasti dan tidak akan pernah terlambat.

Pengalaman yang terlepas berulang kali dari kesesakan membuat Daud menyanyikan mazmur dan pujian kepada Tuhan sebagaimana dituangkan juga dalam banyak nyanyian yang kita temukan dalam kitab Mazmur. Salah satunya adalah Mazmur 50:15 menyebutkan: (TB) Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku.” Sela

Baiklah kita mengambil pelajaran berharga dari kotbah minggu ini bagi kita saat ini.

1. ALLAH gunung batu dan tempat perlindungan
Apapun masalah yang kita hadapi jalani dan serahkan kepada Tuhan. Selanjutnya adalah urusan Tuhan untuk menjaga dan melindungi kita. Sebagaimana disebutkan dalam kotbah ini
2 Samuel 22:2-3 (TB) Ia berkata: “Ya, TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku,
Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku, tempat pelarianku, juruselamatku; Engkau menyelamatkan aku dari kekerasan.

ALLAH adalah gunung batu, suatu istilah yang sering disebutkan dalam Alkitab yang memiliki makna bahwa Allah adalah benteng pertahanan, tempat perlindungan paling aman dan tempat berdiri kokoh. Mengapa Allah disebut sebagai gunung batu. Tentu dalam dunia PL gunung batu menjadi tempat perlindungan yang nyaman. Hal itu berkaitan dengan peradaban jaman PL. Dimana kota-kota dalam Perjanjian Lama biasanya di kelilingi oleh tembok.

Bangsa-bangsa berlomba jaya dengan merebut dan menahlukkan kota lainnya, jaman yang penuh peperangan. Maka kota yang dibangun tembok yang disebut juga kubu pertahanan. Kuatnya kota sering diukur dari bagaimana kekuatan tembok dan benteng pertahanan yang dibangun untuk melindungi kota dari musuh. Gerbang pintu masuk kota dijaga ketat dan tembok yang kokoh yang terbuat dari bahan-bahan batu padas. Dibalik tembok mereka aman berlindung dan posisi aman untuk menyerang musuh yang datang. Dengan gambaran konstruksi kota di jaman itu kita semakin memahami arti makna Allah gunung batu. Selain menggambarkan kekokohan juga sebagai perlindungan paling aman.

Sedangkan pertahanan atau juga disebut
Kubu pertahanan atau kota benteng menjelaskan bentuk kota dalam konteks PL. Kota biasanya dikelilingi oleh tembok yang kuat dan tinggi. Kubu pertahanan atau Kota benteng ini memiliki fungsi ganda: tempat berlindung yang paling aman dari serangan musuh dan pada saat yang sama posisi yang paling baik untuk menyerang lawan. Maka kubu pertahanan adalah tempat yang paling aman berlindung dari segala serangan musuh. Dalam kontek perang, jika musuh sudah menguasai benteng kota itu artinya kota itu telah dikuasai oleh musuh.

Bagaimana kokohnya bukit batu? Disini saya berikan gambaran dalam konteks padang gurun. Jika terjadi badai gurun seluruh yang ada dilintasan badai itu akan diterbang dan bisa tertimbun tak berbekas. Hanya orang yang berlindung di bawah bukit dan gunung batung yang dapat bertahan hidup. Jika ada yang berjalan di masa badai gurun mereka harus berlindung di gunung batu tanpa itu mereka tidak mungkin selamat. Hal inilah yang digambarkan oleh Daud bahwa Hanya orang yang menjadikan Tuhan sebagai gunung batu atau bukit batu yang dapat bertahan dalam segala badai yang mengancam.

2. Keselamatan dari Tuhan
Jika pada bagian pertama, Allah adalah gunung batu mengungkapkan kekuatan dan perlindungan dari Tuhan. Harus diingat bahwa gunung batu atau benteng pertahanan, itu hanyalah media. Keselamatan ada bersumber dari Tuhan. Hal. Inilah yang dijelaskan pada bagian kedua ini Daud menyadari sepenuhnya bahwa keselamatan hanya datang dari Tuhan.

Dalam beberapa kali pengejaran yang dilakukan Saul, Daud telah dikepung dari berbagai sisi, tetapi selalu ada saja cara Allah menyelamatkannya. Saul seorang raja, dia punya pasukan, berulang kali dia mengepung dan hampir menangkap Daud namun tidak berhasil. Bagaimana Daud menggambarkan kondiainya yang dikepung oleh Daud? Disebutkan dalam ayat berikut
2 Samuel 22:5-6 (TB) Sesungguhnya gelora-gelora maut telah mengelilingi aku, banjir-banjir jahanam telah menimpa aku,
tali-tali dunia orang mati telah membelit aku, perangkap-perangkap maut terpasang di depanku.

Sekalipun Daud telah dikepung, dihambar dari depan, dikejar dari belakang, dikepung dari sisi kiri dan kanan, maka sesungguhnya tidak ada lagi sisi yang dapat menjadi jalan keluar baginya. Hanya satu yaktu sisi atas, inilah buah doa permohonan, seruan minta tolong dan menunggu pertolongan Tuhan.

Jika kita Baca keseluruhan ktab 1-2 Samuel banyak kisah dimana Allah melindungi Daud. Pernah ketika di istana Saul, rencana Saul sudah matang dan tidak mungkin lagi Daud dapat melepaskan diri. Namun Tuhan memakai Yonatan anak Saul sendiri menyelamatkan Daud (Kisahnya dalam 1 Sam 19:1 dyb).
Waktu Saul mengejar dan Saul membuang hajat sesungguhnya nyawanya sudah berada ditangan Daud, namun Daud tidak membunuhnya dia hanya menyobekkan nubah Daud

“Dunia orang mati telah membelit aku”, ibarat yang sudah tercekik, tali yang membelit hendak menghentikan nafasnya, namun Tuhan menolongnya. Hal inilah yang digambatkan oleh Daud dalam Mazmur 23:4 (TB) Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.

3. ALLAH mendengar seruanku
Inilah kelebihan orang percaya, kita memiliki suatu kekuatan di luar kemampaun kita. Ada Allah yang maha kuasa yang dapat melakukan segala hal diluar pikiran manusia. Manuasia tidak hidup hanya dengan kekuatannya sendiri tetapi percaya pada pertolongan Tuhan.

Nama Minggu kita hari ini desebut dengan “Exaudi” artinya dikutip dari Mazmur 27:7 (TB) Dengarlah, TUHAN, seruan yang kusampaikan, kasihanilah aku dan jawablah aku!
Minggu Exaudi mengingatkan orang percaya agar dalam segala kesulitan yang dihadapi tidak berputus asa, tetapi memiliki ruang permohonan yang tersedia dan percaya Tuhan akan mendengarkan seruan permohonan kita.

Hal ini jugalah yang terjadi pada Daud. Dalam. segala kesesakannya, Dia percaya Tuhan adalah gunung batu, dan keselamatan akan datang. Ketika dia mengalami pengejaran dari musuhnya dia berseru kepada Tuhan:
2 Samuel 22:7 (TB) Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada TUHAN, kepada Allahku aku berseru. Dan Ia mendengar suaraku dari bait-Nya, teriakku minta tolong masuk ke telinga-Nya.

Orang percaya memiliki kelebihan dalam hal ini, sekalipun tiada pertolongan namun bagi orang percaya pertolongan Tuhan selalu datang. Memang harus diakui tidak semua jalan yang ditempuh memperoleh kemujuran seperti yang diharapkan, ada kalanya justru pada saat orang telah berjerih juang dan melakukan yang terbaik justru bukan hasil yang positip yang diterima tetapi kepedihan dan yang membuat sakit hati. Bersyukurlah kalau Tuhan memberi kemujuran, itu adalah kasih karunia Tuhan. Hal yang sama juga, kalau ada duka, kemalangan dan kepahitan tetaplah bersyukur sambil menunggu pertolongan Tuhan. Percaya akan ada pertolongan dari Tuhan. Mari lanjutkanlah hidup dengan penuh kesetiaan dan berpengharapan pada Tuhan.

Makna Eminggu Exaudi sebagaimana diutarakan oleh Daud dalam Mazmur 27. Kita percaya dalam keadaan tersesak dan terbeban jangan berputus asa namun lakukanlah seperti Daud. Dia menyampaikan permohonan kepada Tuhan dan dia percaya Tuhan akan menolong dan menjawab doanya.

Tuhan memberkati!

Salam dari Pdt Nekson M Simanjuntak

By redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *