FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP
Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi
Kamis, 25 Mei 2023
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan
Mazmur 95:7 (TB) Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya. Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya!
Psalms 95:7 (UKJV) For he is our God; and we are the people of his pasture, and the sheep of his hand. To day if all of you will hear his voice,
Apakah saudara pernah meragukan kasih Tuhan di dalam hidupmu? Jawabannya: Ya, saya pernah meragukan kasih Tuhan pada moment-moment tertentu. Ketika kita menghadapi berbagai pergumulan hidup, kesulitan, sakit penyakit, persoalan yang silih berganti terjadi di dalam kehidupan kita sehari-hari, mungkin kita akan berkata bahwa Allah tidak mengasihi kita.
Pemahaman yang demikian tentunya salah. Allah sangat mengasihi kita, karena Dia adalah kasih yang sejati. Dia telah terlebih dahulu mengasihi kita, dengan memberikan AnakNya yang tunggal untuk menebus kita dari hukuman dosa. Dia adalah Allah kita. Allah yang setia dan senantiasa mengasihi kita sampai akhir zaman.
Pemazmur dalam nas Mazmur pasal 95 ini menyaksikan kerajaan, kuasa dan kemuliaan Allah, Sang Pencipta dunia ini. Pemazmur mengajak orang-orang untuk menghormati Tuhan dan menaati Dia. Pemazmur mengajak kita untuk bersorak-sorai memuji dan memuliakan nama Tuhan Allah di dalam kehidupan kita.
Nas hari ini adalah bagian seruan puji-pujian bagi Allah. Pemazmur menyaksikan bahwa Allah adalah Allah kita, Dia adalah Gembala Agung dan kita adalah umat gembalaan-Nya. Pemazmur menggunakan analogi Gembala dan umat gembalaan, yang berarti Gembala itu adalah Allah, dan dombanya adalah kita.
Apakah hubungan gembala dengan domba gembalaannya? Tentu sangat dekat. Gembala yang baik tidak hanya menuntun dombanya ke padang rumput yang hijau untuk memperoleh makanan dan tidak hanya menuntun ke sungai untuk memperoleh minuman. Tetapi Gembala yang baik itu akan memberikan nyawanya bagi domba-dombanya (Yoh.10:10).
Kesaksian pemazmur dalam nas ini sudah sepatutnya menjadi kesaksian kita setiap orang percaya, karena tidak ada alasan bagi kita untuk meragukan kasih setia Tuhan di dalam kehidupan kita. Dia adalah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya. Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya!. Oleh karena itu, marilah kita menyaksikan kebesaran Allah di dalam hidup kita dengan berkata:
1. Dialah Allah kita Allah adalah Sang Pencipta.
Dia telah menciptaan dunia ini dan segala isinya dengan sangat baik, termasuk menciptakan manusia. Manusia adalah buatan tangan Allah. tidak seorangpun yang patut meninggikan diri dan hatinya di hadapan Allah. Kita terpanggil untuk senantiasa merendahkan hati dan diri kita di hadapan Allah sebab Dia berkuasa penuh di dalam kehidupan ciptaanNya. Marilah kita memuji kemuliaan Allah, Sang Pencipta itu.
2. Dialah Gembala kita
Daud menyaksikan tuntunan Allah di dalam hidupnya dengan berkata: Tuhan adalah Gembalaku, takkan kekurangan aku… (Mazmur 23:1-6). Sungguh, Allah adalah Gembala kita. Gembala yang terbaik dari gembala-gembala kawanan domba di dunia ini. Allah membawa kita ke padang rumput hijau, membimbing kita ke air tenang, menuntun di jalan yang benar, menyertai perjalanan di dalam lembah kekelaman, menyediakan apa yang perlu di dalam kehidupan kita, mengurapi kita, memberkati kita dengan kebajikan dan kemurahan. Sungguh, luar biasa kasih setia Tuhan Allah di dalam kehidupan kita. Masihkah kita meragukan kasih-Nya kepada kita? Tidak!
3. Saya adalah domba gembalaan Allah
Mari kita merenungkan dan berkata: “saya adalah domba Allah”. Domba gembalaan Allah yang telah menerima kasih yang begitu besar. Sehingga kita terpanggil untuk mendengar, menuruti, mengikuti dan meyakini Sang Gembala kehidupan kita.
Yang pertama dan terutama yang harus kita lakukan adalah: mendengar suara Gembala kita. Tuhan Allah menciptakan dua telinga dan satu mulut agar manusia itu lebih banyak mendengar dari pada berkata-kata. Kita terpanggil sebagai domba Allah yang harus terlebih dahulu mendengarkan suara Gembala kita, agar kita tidak tersesat dalam hidup ini.
Mari kita merenungkan dan menghidupi Kidung Pujian KJ. 415 “Gembala baik bersuling nan merdu”
Gembala baik, bersuling nan merdu, membimbing aku pada air tenang
dan membaringkan aku berteduh di padang rumput hijau berkenan.
O, Gembala itu Tuhanku, membuat aku tent’ram hening.
Mengalir dalam sungai kasihku kuasa damai cerlang, bening.
Kepada domba haus dan lesu Gembala baik memb’rikan air segar;
ke dalam hati haus dan sendu dib’riNya air hidup yang benar.
O, Gembala itu Tuhanku, membuat aku tent’ram hening.
Mengalir dalam sungai kasihku kuasa damai cerlang, bening.
Di jalan maut kelam sekalipun ‘ku tidak takut pada seteru,
sebab Gembala adalah Teman dan Jurus’lamat bagi diriku.
O, Gembala itu Tuhanku, membuat aku tent’ram hening.
Mengalir dalam sungai kasihku kuasa damai cerlang, bening.
Oleh karena itu, marilah kita mendengar suara panggilan Gembala kita. Amin.
Salam dari tim: RN