KOTBAH MINGGU PENTAKOSTA I – MINGGU MEMPERINGATI TURUNNYA ROH KUDUS
Nas: Yohanes 20:19-23
Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, Ibadah minggu hari ini merupakan peringatan TurunNya Roh Kudus. TurunNya Roh Kudus sebagai penggenapan apa disampaikan oleh Yesus sebelum naik ke Sorga.
Yohanes 16:7-8 (TB) Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman;
Selanjutnya pada Kisah Rasul Yesus berpesan: “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” (Kisah 1:8)
Hal ini menunjukkan sebelum murid-murid melakukan missi pengutusan mereka harus menunggu turunNya Roh Kudus. Roh Kuduslah yang menghibur, meneguhkan dan menyertai para Murid dalam memberitakan Injil sampai maranatha.
Peristiwa TurunNya Roh Kudus bertepatan 50 hari setelah kebangkitan Yesus makanya sering disebut dengan Pentakosta. Peristiwa Pentakosta itu dapat kita baca dalam Kisah Para Rasul 2.
Kisah Para Rasul 2:2-4 (TB) Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk;
dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.
Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.
Setelah Roh Kudus turun atas para rasul ada perubahan besar pada rasul. Petrus seorang nelayan bangkit berkotbah dan membuat ribuan orang percaya. Kemudian para rasul dengan penuh semangat memberitakan Injil dari Yerusalem, Yudea, Samaria sampai ke ujung Bumi.
Kotbah pada Minggu Pentakosta ini tertulis pada Yohanes 20:19-23. Dalam perikop ini Yesus menampakkan diri dan menyampaikan salam damai sejahtera kepada para murid-murid. Mereka tinggal di suatu rumah kemungkinan besar tumah dimana mereka biasa berkumpul.
Mereka menutup pintu rapat-rapat karena takut kepada orang Yahudi. Sekalipun pintu rapat ditutp namun Yesus bisa masuk menyampaikan damai sejahtera kepada mereka. Ini suatu peristiwa penting, tidak ada yang dapat membatasi Yesus menghadirkan damai sejahtera, sekalipun itu kematian. Yesus melampauhi ruang dan waktu.
Ada banyak hal yang dapat digali dan dikembangkan dari pesan kotbah minggu Pentakosta ini dalam menjalani kehidupan kita.
1. Damai sejahtera mengusir ketakutan
Jika kita perhatikan ayat 19 mereka tinggal di rumah, menutup pintu rapat-rapat karena mereka takut kepada orang Yahudi. Dalam suasana ketakutan demikianlah, Yesus hadir menyampaikan damai sejahtera.
Keterangan ini menjelaskan bahwa Yesus Kristus menghilangkan ketakutan. Apalagi tidak ada kesalahan yang mereka lakukan. Biasanya orang takut karena salah, tetapi orang berani karena benar. Kehadiran Yesus mau mengatakan tidak ada yang perlu ditakutkan asal bersama Yesus.
Kehadiran Yesus sangat berarti bagi para murid yang sedang ketakutan. Mengapa mereka takut karena hal itu berkaitan dengan berita tentang kebangkitanNya. Imam dan para pemuka agama membuat siasat bahwa Yesus tidak benar bangkit, kubur kosong karena murid mencuri mayat Yesus. Propaganda terus dilancarkan seolah-olah kebangkitan Yesus tidak benar, hanya rekayasa murid yang mencuri mayat Yesus. Disitulah imam gencar untuk mengancam dan mengintimidasi para murid.
Jadi siapakah yang ketakutan merespon kebangkitan Tuhan Yesus? Sesungguhnya mereka yang menamakan diri para imam atau “stuloi” (sesepuh) Yahudi yang telah melakukan pembohongan atas berita kebangkitan Yesus. Untuk menutupi kebohongan mereka memberi suap kepada penjaga kubur, terus melakukan propaganda dan menekan serta mengejar para murid.
Tetapi kotbah ini menyapa kita sehebat apapun para sesepuh Yahudi menutupi hingga meniadakan kebangkitan Yesus dengan segala cara mereka semakin tersebar berita kebangkitan Yesus.
Kubur kosong dan penampakan Yesus kepada murid dan orang banyak bukti kebangkitan Yesus. Dengan penampakan Yesus kepada murid dan orang banyak bahwa kebangkitan bukan suatu omong kosong, tetapi suatu kebenaran, nyata dan real disaksikan oleh mata kepala sendiri. Kehadiran Yesus ini sekaligus meruntuhkan siasat para imam dan pemuka Agama (stuloi) yang berusaha meniadakan berita tentang kebangkitan Yesus.
Yesus hadir mengusir ketakutan murid dan berkata damai sejahtera bagimu. Bersama Yesus ketakutan mereka berubah menjadi suatu keberanian terlebih setelah mereka menerima Roh Kudus. Roh Kudus menjadi kekuatan untuk memberitakan Injil. Roh Kudus akan menghibur, mengajajari dan memberikan kekuatan bagi mereka dalam tugas pemberitaan Injil.
Apa yang membuat mereka menjadi lebih berani karena ketakutan para rasul bukan karena kesalahan. Rasul berani setelah menerima kekuatan damai sejahtera dari Yesus Kristus.
2. Menerima pengutusan
Setelah Yesus menyampaikan damai sejahtera bagi para murid mereka merasa teduh dan mereka percaya diri. Damai Kristus telah menghilangkan ketakutan mereka. Selanjutnya Yesus menyampaikan bahwa mereka akan diutus untuk menjalankan Missi Allah. Sama seperti Bapa yang mengutus Anak, demikian Yesus akan mengutus murid-muridNya.
Missi pengutusan itu dapat kita baca pada Markus 16:15 memberitakan Injil kesegala makhluk, Mat 20:18-20 menjadikan segala bangsa menjadi murid dan membaptis. Pengutusan itu juga merupakan tugas penggembalaan atau pastoral (Yoh 21:17-19) di dalam tugas pastoral ini para murid membimbing dan mengarahkan orang meninggalkan dosa dan mengarahkan hidupnya untuk mengikuti Yesus. Tugas pengutusan itu juga disebutkan dalam Kisah Rasul 1:8 yaitu menjadi saksi Kristus.
Yesus mengajari para murid selama 3.5 tahun dengan tujuan mempersiapkan mereka untuk menjadi pewarta Kerajaan Allah. Setelah mereka diajari dan dibimbing, ujian terberat bagi mereka saat kematian Tuhan Yesus, apakah pengajaran mereka itu hilang begitu saja ditelan kematian? Mereka takut saat peristiwa salib. Namun setelah kebangkitan Yesus pada murid bangkit, dan mereka kembali mengingat pengajaran Yesus dan penuh semangat untuk mempercayai pengajaran Yesus dan selanjutnya memberitakan kebangkitan Yesus sampai ke ujung bumi.
Missi memberitakan Injil inilah tugas yang harus terus menerus digali oleh orang percaya. Tidak perlu takut karena damai sejahtera Kristus menyertai. Selanjutnya, dalam menjalankan semua Missi para murid tersebut para murid terlebih dahulu menerima Roh Kudus.
3. Terimalah Roh Kudus
Dalam versi Yohanes ini, Yesus sendirilah yang menyampaikan: “terimalah Roh Kudus”. Namun dalam cerita Kisah Pararasul 2: 1 dan Murid-murid menerima pencurahan Roh Kudus berupa nyala lidah api yang menyala-nyala menghinggapi para rasul.
Kisah Para Rasul 2:3 (TB) dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.
Pada peristiwa para murid-murid menerima Roh Kudus sekalipun mereka datang dari berbagai suku bangsa tetapi mereka bisa mengerti yang satu dengan yang lain.
Nyala lidah api pada peristiwa TurunNya Roh Kudus adalah semangat yang membara yang tidak akan pernah padam sampai kedatangan Kristis.
Peristiwa lainnya yang perlu didalami pada peristiwa turunNya Roh Kudus bahwa terjadi bahasa lidah, sekalipun mereka datang dari berbagai suku bangsa yang berbeda-beda tetapi mereka dapat memahami didalam bahasa mereka sendiri.
Kisah Para Rasul 2:4, 6 (TB) Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.
Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri.
Ini peran Roh Kudus yang sangat penting dalam persekutuan orang percaya. Roh Kudus mengajari dan memberikan kemampuan diatara orang percaya untuk saling memahami dan mengerti. Orang percaya yang berbeda beda suku dan ras, golongan dan status sosial tetapi di dalam Kristus bisa saling menerima, mengerti dan memahami yang satu dengan lainnya.
4. Kuasa Roh Kudus di dalam gereja mengampuni atau menetapkan dosa
Satu kuasa khusus yang diberikan kepada rasul dalam ayat 23 ini, yaitu kuasa untuk mengampuni dan menetapkan dosa. Berikut saya kutip tafsiran dari ayat 23 ini demikian: “Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dengan menjalankan kuasa-kuasa yang sudah dipercayakan kepadamu itu dengan semestinya, maka dosanya diampuni, dan orang itu boleh terhibur karenanya. Dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, yang artinya, menyatakan tidak diampuni, beserta kesalahan yang melekat pada dosa itu, maka dosanya tetap ada, dan si pendosa boleh yakin akan hal itu, yang akan membuatnya berduka.”
Nah, hal ini terjadi setelah mereka menerima Roh Kudus, karena, seandainya mereka tidak mempunyai roh luar biasa untuk membedakan bermacam-macam hal, maka mereka tidak pantas diberi kepercayaan untuk menjalankan wewenang seperti itu.
Karena, dalam pengertian yang paling ketat, ini merupakan amanat khusus yang hanya ditujukan bagi para rasul sendiri dan bagi para pemberita Injil yang pertama, yang dapat membedakan siapa saja yang hatinya telah seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam kejahatan dan siapa yang tidak. Dengan diberi kuasa ini, Petrus membuat Ananias dan Safira rebah dan mati, dan Paulus membuat Elimas buta.
Peristiwa Ananaias dan Safira yang akhirnya mati karena berbohong dihadapan Rasul dapat kita baca dalam Kisah Rasul 5:1-9.
Demikian dengan Elimas yang buta dihadapan Paulus selengkapnya dalam Kisah Para Rasul 13:8, 10-11 (TB) Tetapi Elimas — demikianlah namanya dalam bahasa Yunani —, tukang sihir itu, menghalang-halangi mereka dan berusaha membelokkan gubernur itu dari imannya.
Dan berkata: “Hai anak Iblis, engkau penuh dengan rupa-rupa tipu muslihat dan kejahatan, engkau musuh segala kebenaran, tidakkah engkau akan berhenti membelokkan Jalan Tuhan yang lurus itu?
Sekarang, lihatlah, tangan Tuhan datang menimpa engkau, dan engkau menjadi buta, beberapa hari lamanya engkau tidak dapat melihat matahari.” Dan seketika itu juga orang itu merasa diliputi kabut dan gelap, dan sambil meraba-raba ia harus mencari orang untuk menuntun dia.
Kedua peristiwa di atas dicatatkan dalam Alkitab agar pelajaran dan sekaligus peringatan. Setiap orang diingatkan bahwa jika salah mohonlah pengampunan dan pengampunan itu terbuka, karena Yesus selalu menunggu pertobatan.
Sejajar dengan kuasa memgampuni dan menetapkan dosa ini dapat kita baca Matius 16:19 (TB) Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.”
Kepada Rasul diberi kuasa untuk mengampuni dan memaafkan namun saat yang sama diberi kuasa untuk menetapkan dosa. Yesus juga mengajar para murid bahwa ada dosa yang tidak dapat diampuni yaitu menyangkal Roh Kudus. Yesus Kristus berkata di dalam Matius 12:31 (TB) Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni.
Sahabat yang baik hati disini tugas apostolica yang menerima kuasa Roh Kudus untuk mengampuni dan menetapkan dosa. Apa yang ditetapkan ras di dunia dengan kuasa Roh Kudus juga tetap di Sorga.
Kiranya Roh Kudus turun atas kita semua!
Salam;
Pdt Nekson M Simanjuntak