Kotbah Pesta Pentakosta II,
Senin 29 Mei 2023
Nas: Bilangan 11:24-30
Selamat Hari Pentakosta II. Sahabat yang baik hati, peristiwa turunNya Roh Kudus merupakan peristiwa besar dalam umat Kristen. TurunNya Roh Kudus sebagai penggenapan janji Yesus sebelum naik ke Sorga. Pentakosta sering juga disebut sebagai hari lahirnya gereja. Itu dapat kita terima karena setelah TurunNya Roh Kudus para rasul baru bergerak memberitakan Injil sebagaimana diamanatkan oleh Yesus di dalam Kisah Rasul 1:8.
Peristiwa turunNya Roh Kudus dapat kita baca pada Kisah Rasul 2:1 dan yang berikut. Diceritakan Roh Kudus turun atas rasul-rasul seperti nyala api yang menyala. Pada saat yang sama sekalipun mereka datang dari berbagai suku bangsa para rasul yang berkata-kata dimengerti menurut suku bangsa mereka.
Inilah keistimewaan hari turunNya Roh Kudus. Gereja lahir dan bergerak untuk memberikan Injil serta mendirikan kerajaan Allah di dunia ini.
Kotbah Minggu Pentakosta II ini ada kemiripan dengan peristiwa yang terjadi saat bangsa Israel dalam perjalanan menuju Kanaan. Roh Tuhan turun atas 70 orang tua-tua bangsa Israel yang dipanggil Musa agar mengelilingi ke Kemah Suci. Setelah mereka mengelilingi kemah suci Roh Tuhan turun atas mereka dan mereka menjadi seperti nabi yang kepenuhan Roh.
Bukan hanya 70 orang yang kepenuhan tetapi ada juga dua orang diluar kemah itu bernama: Eldan dan Medad turut juga kepenuhan Roh Tuhan.
Bilangan 11:25 (TB) Lalu turunlah TUHAN dalam awan dan berbicara kepada Musa, kemudian diambil-Nya sebagian dari Roh yang hinggap padanya, dan ditaruh-Nya atas ketujuh puluh tua-tua itu; ketika Roh itu hinggap pada mereka, kepenuhanlah mereka seperti nabi, tetapi sesudah itu tidak lagi.
Apa makna yang dapat kita pelajari dengan kepenuhan Roh Tuhan sebagaimana di dalam nas kotbah Minggu ini?
1. Roh Tuhan menghentikan sungut-sungut
Sebelum perikop kotbah ini, dijelaskan bagaimana bangsa Israel bersungut-sungut kepada Musa. Mereka bersungut-sungut karena makanan manna itu-itu saja. Seolah mereka menyesali perjalanan menuju Kanaan ini. Bahkan ada yang menyesali dan menyatakan lebih baik di Mesir, di Mesir mereka dapat menikmati ikan dan daging, semuanya makan yang enak dan panggang tambun dapat mereka cicipi.
Mereka seolah menyesali prlerjalanan ini dan mereka sebut kurus oleh Manna. Mereka hanya menginginkan daging.
Bilangan 11:5-6 (TB) Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, kepada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih.
Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apa pun, kecuali manna ini saja yang kita lihat.”
Akhirnya sungut sungut dijawab oleh Musa, Allah sanggup memberikan lebih dari sekedar apa yang dimakan. Bukankah mereka telah mengalami mujizat di Mesir dengan tulah-tulah yang didatangkan? Bukankan mereka sendiri menyaksikan bagaimana kuasa Allah membelah laut mera agar mereka bisa lepas dari pengejaran Firaun, ditambah lagi berbagai mujizat selama perjalanan.
Musa seorang pemimpin yang kuat namun jika sudah terlalu berat sungut-sungut umat Israel tersebut dia pun dalam rasa kemanusiaan sampai hampir mengeluh kepada Tuhan. Dalam keadaan yang tesudut oleh sungut-sungut Musa berdoa kepada Tuhan:
Bilangan 11:13-14 (TB) Dari manakah aku mengambil daging untuk diberikan kepada seluruh bangsa ini? Sebab mereka menangis kepadaku dengan berkata: Berilah kami daging untuk dimakan.
Aku seorang diri tidak dapat memikul tanggung jawab atas seluruh bangsa ini, sebab terlalu berat bagiku.
Tuhan pun menyuruh Musa untuk mengumpulkan tua-tua dan ketujuh puluh tua-tua itu dipanggil mendekati kemah. Apa yang terjadi ketujuh puluh tua-tua itu kepenuhan Roh Allah membuat mereka seperti Nabi
Peristiwa ini dicatat sebagai suatu peristiwa bersejarah didalam perjalanan bangsa Israel. Sungut-sungut akan berakhir kalau kita dipenuhi oleh Roh Tuhan. Roh Tuhan memimpin dan memandu manusia bukan menghadap keinginan daging tetapi menghadap keinginan Roh. Keinginan daging menuju kebinasaan sedangkan keinginan Roh menuju kehidupan.
Hal ini ditekankan oleh Paulus dalam Roma 8:14-15 (TB) Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.
Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: “ya Abba, ya Bapa!”
Jadi jika ada orang yang bersungut-sungut oleh karena makanan atau keinginan daging, mereka hidup di dalam roh perbudakan. Jiwa mereka hanya untuk mencari apa yang membuat perut kenyang. Roh Tuhan akan memimpin kita hidup menurut Roh yang menuju kehidupan.
2. Kepenuhan Roh Tuhan dan menyuarakan suara Nabiah
Saya coba menghubungan Roh Tuhan yang turun atas 70 tua-tua dengan menyerupai Nabi. Ini suati fakta bahwa orang tua-tua Israel yang mengelilingi kemah suci.
Roh Tuhan tidak lepas dari nabi, nabi berbicara atas nama Tuhan, pesan dan kata-kata yang diucapkan nabi adalah pesan Tuhan. Jika Roh Tuhan undur dari seseorang maka akan kehilangan wibawa dan kehilangan akal seperti Saul. Jika Roh Tuhan undur maka roh jahat akan mengganggu dan bahkan menguasai jiwaNya.
1 Samuel 16:14 (TB) Tetapi Roh TUHAN telah mundur dari pada Saul, dan sekarang ia diganggu oleh roh jahat yang dari pada TUHAN.
Roh Tuhan yang memanggil, mengajari dan menyampaikan apa yang harus disampaikan oleh nabi. Dalam Perjanjian Lama, nabi bertugas menyampaikan kritis kepada pemimpin kritik kepada umat Allah yang menyimpang dari jalan Tuhan. Nabi juga menyampaikan nubuat, hukuman, berkat dan berbagai petunjuk yang akan dilakukan oleh umatNya termasuk kepada pemimpin-pemimpin bangsa Israel.
Yesaya 61:1 (TB) Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara,
3. Kembali penuh damai
Setelah peristiwa itu, wajah yang dipenuhi Roh Tuhan akan berwibawa seperti nabi bukan lagi pesungut-sungut yang cengeng, tetapi menjadi peneguh dan pembawa kehendak Tuhan.
Bilangan 11:30 (TB) Kemudian kembalilah Musa ke tempat perkemahan, dia dan para tua-tua Israel.
Kemah yang sudah penuh sungut-sungut, penyesalan dan mungkin dengan segala kejengkelan akhirnya kembali tenang dan teduh setelah para tua-tua dan Musa menerima Roh Tuhan.
Kemah yang penuh sungut-sungut mental perbudakan dan hanya berpikir tenang apa yang membuat mereka kenyang. Namun setelah Roh Tuhan memenuhi mereka orientasi hidupnya berubah mereka kembali ke kemah dengan tenang dan penuh damai.
Sahabat yang baik hati!
Kotbah pada Pentakosta II ini mengingatkan kita bahwa Roh Tuhan telah turun atas orang percaya. Pertanyaan adalah apakah Roh Kudus telah mengubah hidup kita? Roh Kudus akan menjadikan kita berwibawa, hidup berorientasi kepada kehidupan bukan dengan keinginan daging. Roh Kudus menghentikan sungut-sungut menjadi teduh, tenang dan damai. Amin
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak