Kotbah Minggu Trinitatis, 4 Juni 2023
Nas: Kejadian 1:1-2, 26-28

Selamat Hari Minggu bagi kita semua! Sahabat yang baik hati, tanpa terasa kita sudah memasuki minggu Trinitatis. Ajaran Tritinatis bagi umat Kristen sangat penting untuk mengenal karya keselamatan Allah atas manusia dan ciptaanNya. Allah yang Esa kita saksikan melalui karya dan perbuatanNya yang besar.

1.Allah Trinitatis Pencipta
ALLAH Tritunggal dapat kita pahami pada rumusan Pengakuan Iman Rasuli yang tersusun dengan baik. Ajaran Trinitatis bukan tritheis, karena triteis adalah keliru yang mengajarkan seolah ada Allah tiga.

Kekristenan memahami ajaran Trinitatis, Allah yang tunggal dipahami lewat karya keselamatan. Ajaran trinitatis adalah ajaran untuk mempermudah orang percaya memahami karya keselamatan Allah. Karya keselamatan Allah sejak semula hingga akhir jaman yang dirumuskan di dalam formula percaya kepada Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Percaya kepada Allah Bapa meyakini Allah pencipta dan pemelihara kehidupan umat manusia dan umatNya serta seluruh ciptaan.

Percaya kepada Allah yang menyelamatkan manusia dari kuasa dosa dan maut dengan mengutus AnakNya Tuhan Yesus Kristus dan missiNya di dunianini. Dan percaya Allah di dalam Roh Kudus yang menyertai dan menuntun orang percaya sampai akhir zaman.

Kotbah pada Minggu Trinitatis ini sangat menarik karena diawali dengan awal narasi penciptaan dalam Alkitab. Pada mulaNya Allah menciptakan langit dan bumi. Atas kuasaNya Allah mengendalikan dan menata gelap gulita menjadi tatanan yang sempurna dengan Firman Allah yang mencipta, berurutan secara sempurna dari hari pertama serta segala ciptaan Allah itu baik adanya.

Kemudian dilanjutkan dengan penciptaan manusia, tindakan Allah memberkati manusia serta pemberian mandat Allah kepada manusia untuk menguasai, mengelola dan melestarikan alam (26-28).

Allah menciptakan manusia segambar dengan rupa Allah (imago dei). Dari urutan penciptaan, Allah menempatkan manusia sebagai ciptaan yang istimewa. Jika Allah menciptakan ciptaan lainnya lewat berfirman, berbeda dengan manusia. Allah mencipta manusia dengan membentuk manusia segambar dengan rupa Allah. Bahkan diawal dengan percakapan rapat ilahi:Kejadian 1:26 (TB) Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.”

Teks ini menjadi dasar yang digunakan dalam menafsirkan tentang Trinitatis. Dengan kata “baiklah kita”, Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus mengadakan rapat ilahi untuk merencanakan manusia yang segambar dengan rupa Allah, memberi akal budi agar dapat mengelola dan diberi mandat untuk melestarikan alam. Allah Trinitatis bermusyawarah untuk merencanakan yang terbaik bagi manusia.

Selain makna segambar, urutan penciptaan manusia dibagian akhir membuat manusia istimewa dibandingkan ciptaan lainnya. Allah mempersiapkan segala sesuatu langit bumi, terang dan gelap, laut darat, tumbuh-tumbuhan dan hewan serta ciptaan lainnya yang dapat menopang kehidupan manusia. Allah memberi mandat kepada manusia untuk memelihara dan melestarikan seluruh ciptaan.

2. Tanggungjawab manusia sebagai Imago Dei

Dalam meneguhkan tugas dan tanggung jawab orang percaya Kotbah di Minggu Trinitatis ini tertulis dari Kejadian 1: 26-28 teks penting yang menjadi rujukan untuk menjelaskan rencana Tuhan pada manusia atas segala ciptaan. Allah menjadikan manusia setelah menciptakan ciptaan lainnya selama enam hari. Urutan-urutan penciptaan ini menjadi dasar bagaimana alam dan ciptaan ini benar-benar direncanakan. Allah adalah perencana ulung yang tiada taranya, dan ciptaan yang satu dengan lainnya memiliki mata rantai kehidupan yang berkesinambungan dan berkelanjutan.

Dalam mengelola semua ciptaan ini, Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Allah, Allah memberkati dan memberikan mandat bagi manusia untuk memelihara ciptaan Tuhan yang diciptakan baik adanya.

Disebutkan dalam Kejadian 1:26b (TB) ” ….supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.”

Allah menjadikan manusia menurut “gambar dan rupa Allah”. Segambar dengan rupa Allah disebut sebagai Imagio Dei. Makna kesegambaran Allah untuk mengangkat harkat dan martabat manusia yang mulia, agung dan punya akal budi. Manusia tidak boleh merendahkan sesamanya karena di dalam manusia melekat makna kesegambaran dengan rupa Allah.

Makna kesegambaran ini menilai segala tindakan yang merendahkan umat manusia, menolak rasisme dan diskriminasi karena manusia diciptakan segambar dengan rupa Allah.

Segambar dengan rupa Allah juga menjadi dasar teologi untuk mengingatkan tugas dan tanggung jawab manusia terhadap ciptaan lain.

Berikut ini marilah kita maknai beberapa tanggungjawab manusia sebagai ciptaan yang segambar dengan rupa Allah:

2.1. Manusia memiliki citra Ilahi di dalam dirinya karena diciptakan segambar dengan rupa Allah. Hal ini mengangkat harkat dan martabat manusia yang mulia.

Arti kesegambaran ini hendak melawan segala tindakan yang merendahkan martabat manusia. Manusia harus mempertangungjawabkan hidupnya untuk menghargai dan memuliakan sesama manusia.

2.2. Manusia diciptakan Allah menurut pertimbangan yang sempurna, lewat musyawarah ilahi dan diciptakan berbeda dengan ciptaan lain. Jika pada penciptaan langit, laut, bumi dan segala isinya diciptakan lewat firman, namun manusia dibentuk segambar dengan rupa Allah. Manusia diciptakan lewat suatu karya Allah yang menghendaki manusia berbeda dengan ciptaan lainnya. Allah memenuhi kebutuhan manusia lewat tersedianya apa yang dibutuhkan manusia dan didalamnya ada tanggung jawab untuk melestarikannya.

2.3. Manusia yang diciptakan segambar dengan rupa Allah, diberi akal budi dan dihembuskan nafas sehingga dia hidup. Manusia memiliki akal, manusia memiliki budaya; membudi bhaktikan ilmu, pengetahuan dan potensi yang ada pada dirinya untuk memelihara dan menjaga kelangsungan kehidupan. Ini yang membedakan manusia dengan ciptaan lain yang hanya memiliki daya adaptasi karena hanya punya feeling tetapi manusia memiliki akal budi, daya kreasi, berbudi daya, data adaptasi dan antisipasi.

2.4. Manusia sebagai mahkota ciptaan; bertugas dan bertanggung jawab melakukan penata layanan dunia ini. Allah menciptakan segala sesuatu baik adanya dan manusia menikmati apa yang baik.

Tuhan memberikan mandat kepada manusia untuk mengelola alam yang baik ini agar tetap terpelihara dengan baik. Dunia dan segala isinya diciptakan Tuhan baik adanya. Manusia memiliki tugas dan jangung jawab menjaga, memelihara dan melestarikan ciptaan Tuhan.

3. Penebusan Kristus: menjadi ciptaan baru
Pertanyaan adalah manusia telah jatuh ke dalam dosa. Bagaimana mungkin manusia berdosa dapat mempertahankan kesegambaran Allah? Benar manusia telah jatuh ke dalam dosa, oleh dosa semua tugas dan tanggunjawab itu gagal dilakukan. Namun Kristus telah memperbaharuinya, makna kesegambaran Allah yang dirusak oleh dosa, ditebus, diperbaharui dan diperbaiki di dalam Kristus. Roma 5:15 (TB) Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus.

Penebusan Kristus menjadikan kita menjadi manusia baru. Ada hubungan penciptaan dan penebusan. Jika.pada penciptaan manusia di tempatkan istimewa namun akhirnya terasing oleh karena dosa Syukurlah di dalam Yesus Kristus, manusia yang terasing dan diperhamba oleh dosa ditebus dan dijadikan sebagai manusia batu.

Manusia yang lama telah barlalu, di dalam Kristus kesegambaran manusia diperbaiki dan dipulihkan sebagai manusia ciptaan baru. Paulus menjelaskan hal tersebut dalam 2 Korintus 5:17 (TB) Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

Di dalam Kristus kita adalah manusia baru. Manusia yang memperoleh keselamatan di dalam Yesus Kristus harus melihat tugas dan tanggung jawabnya sebagai ciptaan Allah yang segambar dengan Allah.

Sahabat yang baik hati, marilah kita semua menyadari tugas dan tanggungjawab kita manusia yang diciptakan segambar dengan rupa Allah. Mengangkat harkat dan martabat manusia yang mulia dan agung, berakal budi, mahkota ciptaan Allah demi kelestarian ciptaan Allah dan kelangsungan hidup segala mahkluk. Mari semakin mencintai kehidupan ini.

Allah Tritunggal telah menciptakan langit, bumi dan segala isinya. Manusia menerima mandat sebagai penatalayan Allah di dunia ini. Tuhan memberkati. Amin

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

By redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *