KOTBAH MINGGU I STELAH TRINITATIS,
Minggu, 11 Juni 2023
Nas: Matius 9:18-26
Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah Minggu ini berbicara tentang kekuatan iman. Percaya dan beriman kepada Yesus menerima dan mendapatkan kasih karunia. Seperti kisah putri Yairus yang dibangkitkan dan seorang perempuan yang telah sakit pendarahan selama 12 tahun. Mereka percaya kepada Yesus dan mereka menyelamatkan mereka karena iman.
Ada dua kejadian sebenarnya di dalam perikop kotbah Minggu ini: pergumulan pemimpin agama dimana putrinya telah meninggal dunia. Menurut versi Lukas dan Markus pemimpin agama itu disebut namanya Yairus. Yairus adalah pemimpin agama Yahudi di satu synagoge di daerah Galilea. Dia datang menyembah dan memohon kepada Yesus agar Yesus berkenan memberikan apa yang bisa diperbuatNya kepada putrinya. Yairus percaya kepada Yesus dan kuasa yang dimilikiNya dengan meletakkan tangan Yesus ke putrinya dia percaya dia akan bisa hidup.
Sebagai seorang pemimpin agama tentu dia mengetahui bahwa dalam sejarah Israel nabi pernah melakukan itu seperti nabi Elia yang menghidupkan anak seorang janda di Sarfat. Keyakinan seperti itulah yang ada pada Yairus terhadap Yesus. Yesus penuh kuasa seperti nabi yang dapat menghidupkan orang mati. Yesus bersedia dan mau datang ke rumah Yairus.
Kisah kedua terjadi di selah perjalanan menuju rumah Yairus. Ada seorang perempuan yang telah 12 tahun menderita penyakit pendarahan. Dia berkeyakinan jika dia menjamah jubah Yesus dia akan sembuh.
Mungkin dia sudah berdesak hendak meminta tolong pada Yesus namun karena sesak dan tidak ada kesempatan memohon maka dalam niat di hatinya. Hanya memegang jublai jubah Yesus saja saya sembuh. Yesus mengetahui niat di dalam hati perempuan itu dan Yesus pun menyembuhkannya. Kemudian sukacita berikutnya putri seorang pemimpin agama itu dihidupkan kembali oleh Yesus.
Dari apa yang kita lihat satu cerita namun ada dua klimaks cerita kesembuhan yang pendarahan dan hidupnya kembali putri Yairus. Satu yang dicatatkan oleh Injil Matius: kesembuhan dan hidup putri Yairus didasarkan pada satu yaitu: iman. Kesembuhan dan buah yang kita raih bukanlah karena kuat usaha kita, atau buah dari kepintaran dan kehebatan kita tetapi didasarkan pada iman. Imanmu menyelamatkanmu.
1. Pergumulan dan iman seorang pemimpin agama
Dalam nas kotbah ini seorang pemimpin agama, dalam versi Markus dan Lukas bernama Yairus. Dia mengalami pergumulan berat, dia harus kehilangan seorang putrinya. Tentu duka yang sangat mendalam. Dalam cerita ini tidak disebutkan apa penyakitnya, namun dalam usia yang masih muda pemimpin agama ini kehilangan putrinya.
Umumnya kita memiliki pemahaman, semakin dekat seseorang kepada Tuhan semakin kuat pula imannya. Tidak jarang awam menilai bahwa tokoh agama akan jauh dari ujian. Namun berbeda dengan kenyataan yang dialami Yairus, dia tokoh agama, pimpinan synagoge dan pastilah posisi demikian memiliki hubungan baik dengan Tuhan. Hari-hari hidupnya berkaitan dengan pelayanan agama dan mungkin pemberi penghiburan dan penguatan bagi jemaatnya tetapi dalam kotbah ini dia yang berduka dan butuh penguatan. Mungkin juga dia terpikir mengapa harus menghadapi kenyataan pahit ini? Apa gunanya dekat dengan Tuhan kalau toh menghadapi pencobaan dan ujian yang memilukan hati?
Ini jugalah yang harus kita terima, semakin dekat kepada Tuhan dan aktif dalam berbagai pelayanan tidak membuat ujian dan cobaan tidak ada dalam hidup. Namun orang yang dekat dengan Tuhan memiliki iman dan kekuatan untuk menjalani ujian dalam hidup.
Yairus datang kepada Yesus, dia menyembah Yesus dan percaya Yesus dapat menghidupkan putrinya kembali. Yesus adalah maha pemurah dan datang untuk memberi jawaban terhadap pergumulan yang dialami. Yairus sebagai pemimpin agama memiliki keyakinan. Apalagi seorang pemimpin Yahudi pasti mengetahui cerita-cerita nabi yang menghidupkan orang mati. Nabi Elia menghidupkan anak seorang janda di Sarfat. Yairus datang kepada Yesus dan memohon agar Yesus berkenan meletakkan tanganNya kepada putrinya yang sudah meninggal.
Yesus yang murah hati berkenan datang ke rumah Yairus dan memberikan pertolongan.
2. Asal kujabah jublai jubahNya, aku akan sembuh
Di selah perjalanan menuju rumah Yairus disinilah juga terjadi suatu peristiwa menarik. Seorang perempuan yang telah 12 tahun penyakit pendarahan memiliki iman yang kokoh, di dalam hatinya berkata asal kujabah jubahNya aku akan sembuh.
Semua kita tahu bahwa kebutuhan orang sakit adalah sembuh. Sekalipun harus diakui semangat dan kemampuan seseorang untuk memperoleh kesembuhan berbeda-beda namun kebutuhan mereka adalah sama yaitu sembuh dari penyakit yang diderita. Tidak sedikit orang sakit melakukan pengobatan terbaik di dunia untuk memperoleh kesembuhan, semahal apapun itu pasien akan meminta penanganan terbaik, apapun resep obat yang diberikan pihak medis akan dimakan, terapi apapun yang dianjurkan oleh terafis akan dijalani asalkan dia sembuh.
Prinsip inilah yang terjadi pada seorang perempuan yang sakit pendarahan duabelas tahun. Waktu yang begitu lama tentu dia telah berulang kali mencoba ke tabib untuk memperoleh kesembuhan namun tak kunjung sembuh. Mungkin pula perempuan ini telah mengeluarkan biaya yang sangat banyak untuk memperoleh kesembuhan. Hasilnya bukan membaik malah keadaannya semakin memburuk.
Segala sesuatu ada waktunya, dia mendengar nama Yesus, banyak berita yang telah sampai kepadanya akan kuasa Yesus yang mampu menyembuhkan. Kisah ini dapat juga kita baca dalam Markus 5:25-26 (TB) Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk. (Band Lukas 8:43-45)
Saat berjumpa dengan Yesus merupakan kesempatan baginya. Mungkin dia sudah berusaha untuk memohon, namun keramaian itu membuat dia tak punya kesempatan. Karena kemana Yesus pergi akan selalu ada orang banyak berkerumun (crown). Dia terus berjuang, dan meyakinkan dirinya setidaknya dalam hatinya hanya menjamah jubahnya saja aku akan sembuh. Dengan motivasi yang kuat untuk sembuh perempuan itupun memegang jubah Yesus.
Yesus maha tahu, Yesus mengetahui pergumulan perempuan itu. Yesus tahu niat dan prinsipnya dan Yesus tahu dia memegang jubahnya dengan satu tujuan untuk beroleh kesembuhan. Akhirnya Yesus bertanya siapa yang memegang jubahnya? Perempuan itu sempat ketakutan namun Yesus yang murah hati dan punya kuasa akhirnya menyembuhkan perempuan itu.
Band Markus 5:34 (TB) Maka kata-Nya kepada perempuan itu: “Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!”
Jawaban Yesus ini sangat mengubah ketakutannya perempuan tersebut dan mendapatkan kesembuhan. Imanmu telah menyelamatkan engkau dan pergilah dengan selamat. Itulah kebaikan Yesus yang peduli terhadap setiap orang, dalam perjalanan melayani orang lain tetap melayani orang yang datang kepadanya.
Sahabat yang baik hati, semangat yang dimiliki perempuan ini menjadi contoh motivasi yang kuat bagi iman kita. Ada keyakinan, percaya bahwa Yesus dapat memberikan apa yang diharapkan. Bukan hanya percaya tapi ada upaya yang dilakukannya berjuang untuk menjamah jubah Yesus.
Memang bisa saja ada keraguan atau ketakutan dalam hidup ini seperti pengalaman perempuan ini, namun harus diingat bahwa kesembuahnNya adalah karena kemurahan hati Yesus.
3. Yesus membangkitkan Putri Yairus
Di kampung di Sumatera utara setiap ada anggota jemaat yang meninggal dunua selalu dibunyikan dentang lonceng gereja. Dentang lonceng gereja ada yang 7 kali, ada yang 13 kali dan ada yang di atas 20 kali. Jumlah lonceng biasanya berkaitan dengan usi orang yang meninggal. Jika lonceng hanya 7 kali sampai 13 kali maka yang meninggal itu masih belia, namun jika dentang lonceng agak banyak itu pertanda orang yang meninggal sudah lanjut usia atau saur matua.
Tanda kematian kepada putri Yairus sudah dibunyikan, dengan bunyi seruling yang ditiup di sekitar rumah. Mungkin tradisi Yahudi memberitahukan kematian dengan membunyikan seruling. Baca Matius 9:23 (TB) Ketika Yesus tiba di rumah kepala rumah ibadat itu dan melihat peniup-peniup seruling dan orang banyak ribut.
Saat Yesus datang mereka yang tinggal.di rumah Yairus seolah berkata sudah terlambat, dia sudah mati. Mereka menyarankan Yesus agar pulang saja, karena sudah terlambat, dia sudah mati. Benarkan dia sudah mati? Yesus sang pemilik kehidupan berkata, dia bukan mati, tetapi dia tidur. Selengkapnya Matius 9:24 (TB) berkatalah Ia: “Pergilah, karena anak ini tidak mati, tetapi tidur.” Tetapi mereka menertawakan Dia.
Orang yang menyaksikan kematian tertawa atas penyataan Yesus. Ini gambaran orang yang tidak percaya, menertawakan kebenaran. Mereka hanya melihat kematian, tidak percaya pada Yesus yang memberikan kehidupan.
Matius 9:25 (TB) Setelah orang banyak itu diusir, Yesus masuk dan memegang tangan anak itu, lalu bangkitlah anak itu.
Apa yang disebutkan dalam ayat 25 penting untuk diperhatikan. Dimana orang orang banyak yang tidak percaya itu diusir dan orang yang berkata kehadiran Yesus sudah terlambat disuruh pergi. Selagi ada orang yang tidak percaya dalam suatu komunitas sulit untuk melakukan suatu kebaikan. Maka harus ditertibkan dulu. Dalam ayat ini disebut diusir. Disuir disini mungkin menunjukkan kondisi rumah, mungkin terlalu banyak orang di dalam rumah sehingga Yesus tidak bisa masuk.
Setelah mereka diusir disinilah Yesus melakukan mujizat dan membangkitkan putri Yairus. Yesus memegang tangannya dan anak itu bangkit.
Kebangkitan Putri Yairus tersebar keseluruh daerah itu. Orang yang sudah mati bisa bangkit kembali. Dalam catatan Injil selain putri Yairus, Yesus membangkitkan Pemuda di Nain (Lukas 7:14) dan Lazarus (Yohanes 11:43).
Yesus membangkitkan orang mati memyakinkan kita bahwa pada Yesus ada kehidupan. Yohanes 11:25-26 (TB) Jawab Yesus: “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,
dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?”
Dua tokoh dalam kotbah ini menunjukkan pelajaran penting. Percaya kepada Yesus adalah kunci utama. Yairus datang kepada Yesus karena percaya Yesus dapat menghidupkan putrinya. Seorang perempuan yang sakit pendarahan dalam hatinya ada dorongan kuat, hanya menjamah jublai jubah Yesus dia akan sembuh. Keduanya menerima apa yang mereka harapkan dari Tuhan Yesus.
Inilah iman Ibrani 11:1 (TB) Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
Selamat hari minggu, Tuhan memberkati!
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak