KOTBAH MINGGU LETARE: 19 MARET 2023
Pdt. Nekson M Simanjuntak
Nas: Yohanes 9:35-41
Selamat Hari Minggu, sahabat yang baik hati, kotbah minggu ini memperlihatkan kepada kita siapa yang sesungguhnya buta? Farisi dan orang buta. Farisi merasa benar akhirnya tidak berjumpa dengan Yesus. Orang buta: dulu aku buta sekarang aku bisa melihat. Dia bersukacita karena tah berjumpa dengan Tuhan Yesus
Dua sisi yang berbeda ini menjadi renungan yang berharga. Di satu sisi orang farisi yang merasa benar, tahu dan ahli terhadap Taurat, mengaku mengenal kehendak Tuhan tetapi sesungguhnya mereka tidak melihat dan tidak menyadari dirinya sudah di dalam kesalahan. Doktrin-doktrin yang dijunjung tinggi membuat mereka buta, menyalahkan orang lain dan tak melihat yang benar. Sebaliknya orang yang buta sejak lahir, dinilai berdosa karena kutukan Tuhan, saat Yesus datang disembuhkan. Matanya yang dulu buta namun karena Yesus, dia akhirnya bisa melihat.
Karena itu kotbah Minggu ini sangat baik untuk kita renungkan bersama dan membuat refleksi yang mendalam dari kita masing-masing.
*01. Apa yang membuat kita gagal mengenali Kristus.*
Orang Farisi dikenal sebagai orang yang paling taat dalam peraturan agama mereka sungguh fanatik dan merasa sudah benar dengan apa yang mereka anut. Diluar dari pada itu dianggap penyimpangan dari kebenaran. Jangan-jangan kelebihan yang ada pada kita membuat kita gagal, sebeliknya kelemahan dan ketidak berdayaan pria buta menjadi faktor utama berjumpa dan mengenal Kristus.
Kelebihan Farisi, hal ini lah yang membuat mereka menganggap diri selalu benar, paham tentang hukum Taurat dan pengajaran para nabi dan jatuh pada kesombongan rohani. Kefanatikan mereka dengan paham yang dianggap benar pada akhirnya membuat mereka buta benaran. Sikap Mereka yang mengucilkan pria buta yang disembuhkan tidak menerima keberadaan orang lain. Akhirnya mereka akan mengharamkan yang lain, atau istilah sekarang “mengkafirkan” yang lain.
Orang Farisi beranggapan bahwa mereka orang yang buta sejak lahir adalah kutukan Tuhan, maka tak seorang pun yang akan mengubah kehidupannnya. Yohanes 9:34a (TB) Jawab mereka: “Engkau ini lahir sama sekali dalam dosa dan engkau hendak mengajar kami?”
Tetapi Yesus hadir dan memberikan kesembuhan. Orang buta itu memberitahukan dulu dia buta namun kini melihat karena Yesus yang melakukannya. Farisi tidak berterima dan akhirnya anak itu harus dikucilkan. Inilah dampak dari radikalisme yang sempit.
Seperti Farisi tersebut kita sering kali merasa yakin dengan keyakinan dan pengetahuan kita tentang Kristus. Namun, seperti pria buta dalam teks ini, kita mungkin tidak sepenuhnya mengenali Kristus dan kehendak-Nya. Kita harus selalu meminta bimbingan dan pengetahuan dari Roh Kudus untuk memperdalam pengenalan kita tentang Kristus.
Kepenuhan kasih dan kuasa Kristus. Seperti pria buta dalam teks ini, kita semua adalah orang-orang yang perlu disembuhkan oleh Kristus. Kristus datang ke dunia ini untuk membawa penghakiman dan menyembuhkan orang-orang yang terasing dan sakit. Kristus memiliki kekuatan dan kuasa untuk mengubah hidup kita dan membuat kita lebih dekat dengan Allah.
Hidup sebagai orang buta atau orang yang melihat. Seperti yang dikatakan Yesus dalam ayat 39, orang-orang yang tidak melihat akan melihat dan orang-orang yang merasa melihat sebenarnya menjadi buta. Dalam hidup kita, kita harus memilih apakah kita ingin melihat kebenaran dan mengikuti Kristus, atau tetap buta dan berjalan dalam kegelapan. Kita harus selalu meminta bimbingan dari Roh Kudus agar dapat melihat kebenaran dan hidup sesuai dengan kehendak Allah.
*02. Konsekwensi orang percaya.*
Yohanes 9:34b: “Lalu mereka mengusir dia ke luar.”
Perlu juga mendalami apa yang dilakukan oleh orang yang disembuhkan itu? Dia tidak diterima di oleh Farisi, dia tidak menyesali dirinya disembuhkan oleh Yesus, tetapi bersyukur dan bersujud. Dia sujud dan datang kepada Yesus. Tidak semua orang menerima keberadaan orang yang menerima Kristus dalam hidupnya. Namun jangan menyesalinya tetapi bersyukurlah. Apa gunanya kita memiliki dunia dan diterima dan berkenan dihati banyak orang namun kita tidak berkenan dihati Tuhan.
Matius 5:11 (TB) Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.
Sejalan dengan itu Yesus juga sudah mengingatkan murid-muridNya dalam Matius 8:20 (TB) Yesus berkata kepadanya: “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.”
Kisah-kisah kehidupan orang yang menerima Yesus apalagi dalam masa-masa penginjilan, sering tidak diterima bahkan harus dikeluarkan dari keanggotaan keluarga, komunitas dan masyarakat. Itu semua harus ditanggung dan dijalani dan tidak pernah menyesali dirinya mengenal dan menerima Yesus.
Seperti pria buta dalam teks ini, sekalipun dia dikucilkan, dia bersyukur dan bersujud. Kita harus bersedia untuk percaya kepada Kristus dan sujud menyembah-Nya. Kita tidak boleh meragukan kekuatan dan kasih Kristus dalam hidup kita. Kita harus menyerahkan hidup kita kepada-Nya dan mempercayakan semua kebutuhan kita kepada-Nya. Apapun konsekwensinya g akan diterima, jalani saja masa depan kita ada ditangan pada Tuhan.
*3. Punya mata melihatlah!*
Yohanes 9:41 (TB) Jawab Yesus kepada mereka: “Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa, tetapi karena kamu berkata: Kami melihat, maka tetaplah dosamu.”
Ayat ini adalah akhir percakapan antara Yesus dan orang-orang Farisi setelah Yesus menyembuhkan seorang pria buta. Dalam percakapan tersebut, Yesus mengatakan bahwa Dia datang ke dunia untuk memberikan penglihatan kepada orang-orang yang buta secara rohani. Namun, orang-orang Farisi merasa bahwa mereka sudah memiliki pengetahuan dan pengertian yang cukup tentang ajaran Allah dan Kristus, sehingga mereka menolak ajaran Yesus.
Dalam faktanya memang ada orang yang punya mata namun tidak melihat, punya hati namun tidak merasa, punya otak namun tidak berpikir atau punya segala kemewahan namun tidak peduli tetapi tetap serakah.
Hal seperti inilah yang disasar oleh Yesus. Yesus hadir untuk mengubah perilaku. Jika sudah punya mata mestinya melihat dan hasil penglihatannya dianalisis oleh pikiran dan dirasakan oleh hati dan akhirnya ada action atau tindakan untuk melakukan sesuatu yang baik dan berguna bagi orang lain.
Inilah kelebihan orang percaya tidak harus diperintahkan atau ada peraturan keagamaan untuk melakukan ini dan itu, tetapi kita telah diperlengkapi oleh Tuhan secara sempurna, hendaklah kita persembahkan yang terbaik untuk kebaikan dan kemuliaan Tuhan.
Dalam ayat 41 ini benar-benar menyadarkan kita atas ketidak sediaan kita untuk melakukan pengabdian dan pelayanan atas apa yang ada pada kita. Yesus mengatakan bahwa jika orang-orang Farisi memang benar-benar buta secara rohani, mereka tidak akan bertanggung jawab atas ketidakpercayaan mereka terhadap Kristus. Namun, karena mereka mengklaim memiliki pengertian dan pengetahuan yang cukup, mereka berdosa karena menolak Kristus.
Kotbah ini memberikan pengajaran penting bagi kita semua. Kita harus mengakui bahwa kita semua buta secara rohani dan membutuhkan pertolongan Kristus dalam hidup kita. Kita juga harus berhati-hati agar tidak membanggakan diri kita sendiri, tetapi selalu mencari bimbingan dan pertolongan dari Kristus agar kita tidak jatuh ke dalam dosa dan berdosa.
Sahabat yang baik hati, kiranya mata hati kita disembuhkan dan dibukakan oleh Yesus untuk melakukan katya-karya terbaik dalam hidup kita. Seperti oengakuan seorang buta: dulu aku buta namun kini melihat.
Kalimat inilah juga menjadi penggalan syair dari lagu yang sangat indah dari karya Fanny B Crosby: “Amazing Grace”
Amazing grace how sweet the sound
That saved a wretch like me
I once was lost, but now I’m found
Was blind but now I see
Was blind but now I see
Dulu aku buta, sekarang aku melihat!
Tuhan memberkati kita semua.