FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP
Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi
Senin, 17 April 2023
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.
1 Timotius 1: 5 (TB) “Tujuan nasihat itu ialah kasih yang timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas”
1 Timothy 1:5 (KJV) Now the end of the commandment is charity out of a pure heart, and of a good conscience, and of faith unfeigned:
Sahabat yang baik hati.
Timotius merupakan anak rohani Paulus. Paulus menugaskan Timotius agar menasihati jemaat yang ada di Efesus, khususnya orang-orang tertentu agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain selain ajaran Yesus Kristus. Paulus menasihati Timotius agar Timotius berani menasihati jemaat, khususnya bagi para penyebar cerita dogeng, silsilah dan cerita-cerita lain yang dapat memicu persoalan di dalam jemaat, agar mereka menghentikan cerita-cerita yang tidak membangun pertumbuhan iman jemaat. Paulus menasihati Timotius agar Timotius menjadi teladan dalam segala hal kepada semua orang. Timotius bertugas untuk menasihati dan mengajar jemaat di Efesus maka Timotius juga harus mau diajari dan dinasihati oleh bapak Rohaninya yaitu Paulus. Artinya Timotius bertugas menasihati tapi dia juga harus menerima nasihat dari Paulus.
Sahabat yang baik hati.
Paulus menegaskan kepada Timotius agar dalam hal memberi nasihat, Timotius harus melakukannya dalam kasih yang timbul dari hati yang suci. Yakni dari hati nurani yang murni berdasarkan iman yang tulus ikhlas, sehingga kemurnian nasihat yang disampaikan itu benar-benar terjaga. Hal inilah yang ditegaskan dalam renungan hari ini: “Tujuan nasihat itu ialah kasih yang timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas” (ay 5). Dalam hal ini Paulus menegaskan kepada Timotius agar ketika memberi nasihat maka hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa nasihat yang disampaikan itu haruslah nasihat yang penuh kasih dan hati yang suci. Nasihat yang disampaikan haruslah nasihat yang bersumber dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas.
Demikian jugalah kita sebagai umat Kristen agar ketika dalam memberikan nasihat kepada orang lain, maka nasihat itu haruslah nasihat yang penuh kasih yang timbul dari hati nurani yang suci. Alasan kita memberikan nasihat kepada orang lain adalah karena kita mengasihinya. Kasih mendorong kita untuk memberikan nasihat yang membangun, yang timbul dari hati nurani yang suci, murni dan tulus ikhlas. Jika kita ingin memberi nasihat, itu adalah tujuan yang baik. Jangan memberikan nasihat dengan kata-kata yang kasar dan keras sehingga melukai hati orang lain, atau dengan sengaja menasihati orang lain atas kesalahannya dan dengan sengaja mempermalukannya di depan orang banyak. Namun sebagai umat Kristen, sudah menjadi tanggung jawab kita menasihati orang lain di dalam kasih agar orang tersebut bisa memperbaiki kesalahannya. Seperti yang tertulis dalam 1Tessalonika 5:11 “Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan”.
Oleh karena itu sahabatku, marilah kita membuka hati dan pikiran kita untuk menerima nasihat yang baik supaya baik jugalah keadaan kita. Semakin banyak kita menerima nasihat yang baik dan membangun, maka kita pun semakin berhikmat dalam menjalani kehidupan. Hendaklah kita juga mau menasihati orang lain dengan kasih yang timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas. Ketika dalam memberi nasihat, ingatlah bahwa posisi kita adalah sahabat yang mengasihinya bukan hakim yang mencari-cari kesalahan. “Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan “hari ini”, supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa” (Ibrani 3:13).
Sahabatku, Tuhan memberkati Saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin.
Salam dari Tim: JZ